Pages

Pengetik yang Malas, ODOP yang Malang

No comments:
Anggap saja ini pantulan (atau kalau Anda lebih suka pakai kata 'refleksi', silakan) ganti bulan.

Benar saja, bagi seorang pengetik-malas semacam saya, berat sekali mewujudkan—meminjam istilah seorang teman—one day one posting alias ODOP. Bulan Mei ini, sampai ketikan ini, postingan saya cuma sejumlah yang terbaca di arsip di kanan. Eh, tapi kan bulan ini masih sisa satu hari besok? Yah, kita lihat saja.... Kalau setelah ini saya (timbul keisengan untuk) mengetik lagi, paling tidak naik satu lagi angka di arsip.
Lagipula, serampangan sekali saya, yang tak terbiasa menuliskan/mengetikkan macam-macam hal, "berjanji" untuk ODOP. Tapi, kalau boleh jujur (masih kata teman yang sama, sih: "tak perlu minta izin untuk jujur"), tiap hari saya memikirkan apa yang akan saya ketikkan di sini, dari yang saya alami dalam satu hari itu, ingatan masa lalu, atau apa pun yang terpikirkan untuk diketikkan. Meski memang idenya lebih sering tidak muncul, dan gagallah sang ODOP.
Ya..., malangnya nasib sang ODOP di tangan pengetik-malas ini.

Salam Kejutan

No comments:
Kejutan itu saya dapatkan dari seorang bapak (yang tidak saya kenal secara pribadi). Pagi ini, ketika saya berjalan ke satu tempat, bapak itu mengucap salam ketika berpapasan dengan saya. Untunglah refleks saya terhadap salam lumayan bagus, sehingga jawaban saya hampir tak berjeda dan cukup menutupi keterkejutan saya.
Memang, sesuatu (yang baik sekalipun), kalau tidak biasa dijumpai, jadi terasa aneh. Ucap-balas salam sepertinya sudah langka sekarang, apalagi di perkotaan (yang konon masyarakatnya individualis), apalagi antarorang yang tak saling kenal.
Bapak itu (mungkin) sedang mengamalkan ajaran Rasul untuk "menyebarkan salam", dan itu semestinya bukan suatu keanehan, apalagi sampai terkejut karenanya.

Word of the Month: Bangkit

No comments:
Jika ada pemilihan Word of the Month, mungkin untuk bulan Mei ini pemenangnya adalah 'bangkit' (tentu saja dengan semua turunannya, terutama 'kebangkitan'). 'Bangkit' muncul di mana-mana. Hampir segala dihubungkan dengan 'Kebangkitan' Nasional, dari yang wajar hingga yang dipaksakan. Iklan-iklan di TV, mulai yang murni refleksi (yang mengajak pemirsa untuk merenung) hingga yang berbau kampanye (yang mengajak pemirsa entah untuk apa).
Sayangnya, mulai 24 Mei, dominasi 'bangkit' mulai tersisih oleh yang lain. Sejak pemerintah mengumumkan kenaikan harganya, ia mulai menggeser 'bangkit' dan terus melejit popularitasnya. Ya, apa lagi kalau bukan 'BBM'. Memang kata, atau tepatnya akronim, yang satu ini hampir tak pernah kehilangan kepopulerannya. Sekali ada isu menyangkutnya, terutama kalau berkaitan dengan kenaikan harganya, ia pasti jadi pembicaraan banyak kalangan.

Legalisasi Judi dan Pelacuran, Diteladani?

No comments:
Koran Tempo, Rabu 21 Mei 2008, di halaman depan menampilkan sosok Ali Sadikin, mantan gubernur Jakarta, yang meninggal di Singapura sehari sebelumnya. Boks di bawahnya menampilkan "ringkasan hidup" Bang Ali.
Boks berjudul "Contoh bagi Pemimpin Jakarta" itu antara lain memuat beberapa prestasi atau perilaku Bang Ali selama menjabat sebagai gubernur Jakarta yang—menurut koran ini—"harus dicontoh oleh siapa pun yang memimpin Jakarta." Di antaranya:
  • makan di warung pinggir jalan, turun tangan sendiri menangkapi para pencopet di bus kota;
  • memperlebar dan mempermulus jalan, membuat halte dan terminal, mendatangkan bus-bus kota;
  • dalam tiga tahun pertama, membangun 200 sekolah baru;
  • bersikap tegas (pernah memarahi Menteri Pendidikan karena tak bisa menyediakan guru bagi sekolah yang dibangunnya);
  • merenovasi ratusan tempat ibadah;
  • melegalkan judi dan pelacuran untuk menambal anggaran.
Ya, menurut saya, semuanya tidak ada masalah untuk dicontoh, kecuali yang terakhir. (Konon karenanya, pada 1968, 30% pendapatan Jakarta didapat dari [legalisasi] judi.) Nah! Apa jadinya kalau Jakarta (atau daerah mana pun) dibangun dengan dana dari judi dan pelacuran?
Tanpa menafikan jasa dan teladan yang ditinggalkan Bang Ali (tentunya masih banyak yang tak terketikkan di sini), saya rasa yang terakhir itulah (salah satu) yang "tidak harus dicontoh", bahkan "harus tidak dicontoh".

Bangkit Itu...

No comments:
Bangkit itu... susah
Susah melihat orang lain susah
Senang melihat orang lain senang
Bangkit itu... takut
Takut korupsi
Takut makan yang bukan haknya
Bangkit itu... mencuri
Mencuri perhatian dunia dengan prestasi
Bangkit itu... marah
Marah bila martabat bangsa dilecehkan
Bangkit itu... malu
Malu jadi benalu
Malu karena minta melulu
Bangkit itu... tidak ada
Tidak ada kata menyerah
Tidak ada kata putus asa
Bangkit itu... aku
Untuk Indonesiaku

Seabad Kebangkitan Nasional, Deddy Mizwar di sebuah iklan.

What's the Matter with May and B?

2 comments:
I don't know how May related to B (blogging) for me. But here are some facts:
May 21, 2005: 1st posting to my Friendster's blog.
May 21, 2007: 9th (or last? I hope not) posting to my Friendster's blog. (Hm..., 4.5 posts/year? The same date when I posted the 1st?)
May 2, 2008: 1st posting (huahahaha..., finally) to my Multiply's blog (but then, sadly, pauses).
May 3, 2008: created my (1st) Blogger's blog (i.e. this one) and 1st posting to it.
May 5, 2008: my blog on Blogs Unpad approved/activated.
Is it the month for blogging jin (anybody know the word for 'jin'?) interfere/intervene me? May be. So, it's look like, for me, there is a "May B". May be.

Jalan-jalan, Ikut Nggak?

2 comments:
Kalau yang di atas itu ditanyakan ke teman-yang-sudah-kenal-dekat, pasti jawabannya: "Nggaaak!"
Why? Diajak jalan-jalan koq tidak mau? Apa seperti di lagu Rhoma Irama: "Karena eh karena, merusak pikiran." Merusak pikiran? Tentu saja tidak!
Usut punya usut, ternyata yang saya maksud dengan jalan-jalan itu, ya..., jalan (kaki) alias on foot. Yah, namanya juga jalan2, memangnya apa yang diharapkan? Kalau naik motor berarti 'motor-motor', naik mobil berarti 'mobil-mobil', naik angkot berarti 'angkot-angkot', dan seterusnya (silakan diteruskan sesuai kreativitas dan keluangan-waktu-untuk-sesuatu-yang-tidak-penting anda).
Paling banter jalan-jalan saya naik sandal atau sepatu. Jadi, alih-alih merusak pikiran, yang rusak malah yang lain: sandal atau sepatu. :D Hmmm... pantas saja kalau mereka enggan.

Jalan-jalan: hobi semasa kuliah yang terbawa sampai sekarang.

Seksi Penari

2 comments:
Para siswa/mahasiswa yang sering terlibat di suatu acara/kegiatan, tentu tak asing lagi dengan susunan kepanitiaan, lengkap dengan pembagian seksi2nya. Seksi acara, danus, pubdok, logistik, konsumsi, dst. Nah, akhir2 ini lagi tren nambah 1 seksi dalam kepanitiaan: Seksi Penari. Tugasnya, sesuai namanya, tentu saja, menari.
Seksi penari (ato istilah umumnya sexy dancer) kini marak dipake dalam acara2 semisal launching produk ato gathering. Mulai acara kampus sampe parpol (baca pascaketik di bawah). Para anggota seksi ini menari dengan kostum 'khas' plus koreografi yang 'khas' pula. Konon kehadiran seksi penari bisa lebih memeriahkan acara/kegiatan.
Nah, kalo acara/kegiatan sekolah/kampus/dll. mulai cenderung datar & menjemukan, apakah di susunan kepanitiaan perlu ditambahkan seksi yang satu ini?

Pascaketik:
Pengalaman Santa (salah 1 anggota seksi penari—pengutip), dikutip dari Koran Tempo, Minggu, 4 Mei 2008, hlm. 5:
Pengalaman cukup menggelikan bagi Santa adalah ketika menari di hadapan pejabat dan politikus sebuah partai politik Islam. Meski kerap berpakaian seksi dengan bercelana pendek, demi alasan kesopanan, saat itu mereka terpaksa menggunakan rompi untuk menutupi seluruh badannya. "Untungnya, meski harus meliuk-liukkan badan, reaksi penontonnya tak segila ketika menghibur acara gathering mahasiswa, hehehe...."
Kalo bener, NBMD.

Hari Ini, Saat Itu...: Beginner's Luck is Nothing

No comments:
Praketik:
(1) Mestinya ini saya ketik hari sebelumnya. Sebenernya kesempatan ada malam 15 itu, tapi, karena malah terpikat oleh pilem di tipi, pas balik ke kompie, udah lewat jam 00:00.
(2) When someone with limited experience achieves better than expected results it is referred to as beginner's luck. The term is most often used in reference to a first attempt in sport or gambling. (Dikutip dari sini.)

Hari pertama jaga warnet, 15 Mei 2007. Berbekal brifing supersingkat semalem, mulailah warnet saya jagain (siapa tau tu warnet kabur ^_^;). Semuanya lancar sampai...

Hari Ini, Saat Itu...: Panggilan di HP Itu

No comments:
Setaun lalu, 14 Mei 2007. Pertama kali saya nyampe di Ciputat buat jaga (ato kalo Anda lebih suka pake istilah 'jadi operator', silakan) warnet.
Satu call (lupa tepatnya, kalo gak salah sih 1 hari) sebelum hari itu dari Endi, temen yang pernah (beberapa bulan) sekosan. Kira2, "Mau gak jaga warnet? Honornya sekian2... Bla bla bla..." Saya jawab, saya mesti bilang2 ortu dulu. (Biar dibilang honornya segini-segitu, buat saya itu bukan yang utama, toh berapa pun nilainya, tentu lebih besar ketimbang nol. Iyup, saat itu hampir genap setaun saya bergaji Rp 0,00 [ato kalo Anda lebih suka pake istilah 'nganggur', silakan].)
Gak ada acara diskusi lama2. Sebenernya, saya cuma ngasitau ortu, ortu balik nyerahin ama saya, saya mutusin berangkat. (Lupa, saya yang call Endi ato sebaliknya, yang jelas saya bilang kira2, "Oke, saya ke sana.") Dengan segala kegaktauan saya seputar per-Internetan, perwarnetan, perkomputeran, & per-an lainnya, berangkatlah saya. Urusan nanti mah dipikirinnya nanti aja.
Nyampe warnet bakda Isya. Brifing supersingkat malem itu juga, karena besok udah mulai jaga. Whoaaa...!? Yah..., urusan besok mah dipikirinnya besok aja. Sekarang, karena lumayan capek, mending ZZZ... aja.

Makasih buat Endi & Mus, buat Kang Asep & Mas Alim.

Tiga Kali Pertama

2 comments:
Tiga kali pertama pada Senin, 12 Mei 2008: (1) naik bus Transjakarta, (2) ke Harco Mangga Dua, (3) naik taksi. Haha... ngapain aja ya saya setaun di (deket) Jakarta? Lho, emang ga ada hubungan kan?
Bermula dari bos yang minta temen saya beliin pisi (orang2 bilang: PC) pesenan, saya ikut si temen. Sebenernya sih udah agak terlalu sore, tapi tetep maksa berangkat, kira2 jam 2-an.

Seseorang yang Ngisengin, eh, Ngingetin

No comments:
Seseorang ngoflen mesej saya lewat YeeM:
(5/10/2008 3:21:44 PM): what happen with one day one posting????????
Alhamdulillah... ternyata masih ada orang inget yang inget2 mau ngingetin (baca: ngisengin) orang inget ini. ^_^; Padahal mah jawabannya udah jelas terpampang di sini, di baris pertama malah.
Hatur nuhun kanggé pun seseorang. (Seenggaknya jadi ada bahan postingan, hehehe....)

Sang Murabbi, July 2008 in Cinemas

No comments:
Sang Murabbi. Satu film yang layak ditunggu kehadirannya. Setelah Ayat Ayat Cinta (yang sayangnya belum saya tonton), kiranya film ini bisa ikut mencerahkan perfilman Indonesia. Dari trailer-nya, antara lain bisa dilihat di sini, film dengan tagline 'Mencari Spirit yang Hilang' itu akan dirilis pada Juli 2008. Meski konon didera kesulitan dana, syuting perdananya telah dimulai pada akhir Maret lalu.
Film yang disutradarai Zul Ardhia ini mengisahkan perjalanan hidup dan dakwah (Alm.) KH Rahmat Abdullah (1953-2005), seorang murabbi yang pernah digelari "Syaikh at Tarbiyah" oleh majalah Sabili. Sosok Ustaz Rahmat—sapaan KH Rahmat Abdullah—diperani Irwan Rinaldi, sedangkan Astri Ivo berperan sebagai Ummi Fida, istri Ustaz Rahmat. Turut bermain juga dalam film ini Neno Warisman dan David Chalik.
Perkembangan (syuting) film ini bisa diikuti di sini; biografi singkat Ustaz Rahmat antara lain dimuat di sini.

Konsisten, Susah-susah (Tak) Gampang

4 comments:
Satu janji-pada-diri-sendiri yang dilanggar selang 1 hari sejak dibuat:
Blog ini akan saya ketiki tiap hari, minimal 1 posting.
Tapi, siapa peduli? Kan gak ada yang tau. (Yang tau paling2 cuma orang2 iseng yang baca tulisan ini. Heuheu....)
Alhasil, gak heran kalo gak bisa konsisten. Apalagi kalo gak ada komitmen sangat kuat. Ditambah gak ada siapa pun yang tau (gak ada yang ngingetin), makin lengkap saja syarat kemungkinan besar si janji dilanggar. Diri sendiri kan yang paling gampang dibohongi, diingkari, dikhianati. Kebanyakan orang ketat pada orang lain, tapi jarang yang keras pada dirinya. Kebanyakan orang nerapin standar berganda (multiple, lebih banyak dari ganda [double]) kalo berurusan dengan diri sendiri. Dan saya termasuk orang kebanyakan dimaksud.
Plus, blog ini dibikin gak lama setelah muncul ide buat ngisi blog di Multiply (yang udah lama dianggurin). Entah apa yang ngerasukin saya waktu bikin blog di sini. (Mungkin jin blogging-mania?) Sialnya lagi, daftar-iseng2-berhadiah di blog almamater malah diaprov. Lengkaplah sudah para pendukung pelanggaran si janji. D'oh!

Ditunggu: orang iseng yang iseng2 mau ngisengin (baca: ngingetin) orang iseng ini.

Bikin Blog (Lagi?)

3 comments:
Yups, lagi2 bikin blog.
Saya sendiri pun gak habis pikir (sukurlah, ternyata masih nyisa..., jangan sampe pikir saya habis cuma gara2 ini), bikin blog di sana-sini-situ-mari, tapi males buat nulisinya. (Yaiyalah..., masa' blog ditulisi. Paling gak diketiki....)
Gak tau juga ini blog bakal diketiki apa. Kalo gitu, kenapa dibikin? Hmmm... ga tau lah. Secara saya ini bukan tipe perancang masa depan. Apa yang terpikirkan dan memungkinkan dilakukan saat itu, ya saya lakukan, ke depannya gimana nanti. (Ketika terpikir bikin blog di sini, ya saya bikin. Trus ngetikinya? Ya..., gimana nanti.)
Udah bisa ngira2 kan, bakal kayak apa jadinya? Ya..., gimana nanti.