Pages

H6: “SS no Jutsu!”

Tempat: Masjid Ar-Rahmah, Rempoa, Ciputat
Formasi: 2(4T)+3W
Waktu: 30 menit
Tausiah pasca-Tarawih: Salat khusyuk
***
Di bagian awal, mutawasi bercerita tentang pengalamannya saat studi banding ke satu sekolah Islam internasional di Malaysia. Di sana, berenang, berkuda dan memanah (tiga olahraga anjuran Rasulullah) adalah olahraga wajib bagi semua siswa. Selain itu, mayoritas siswa kelas 6 sudah hafiz 30 juz Al-Quran.
Mutawasi lalu memaparkan tentang bagaimana sulitnya mencapai khusyuk dalam salat. Salah satu upaya menujunya adalah dengan melakukan (gerakan) salat dengan benar. Ia selanjutnya menunjukkan (secara singkat) kaifiat salat, semisal cara bertakbir, rukuk, sujud, dan seterusnya.
***
Tiba di sasaran sesaat sebelum Isya, jamaah sudah duduk rapi bersaf, memenuhi setengah ruang salat, dan terus bertambah sampai hampir memenuhinya ketika 'acara inti' dimulai. Tapi, kekaguman saat memasuki masjid malah berubah menjadi 'kekaguman' ketika keluar darinya.
Keluar dari masjid, saya celingak-celinguk mencari-cari si JElek, yang sempat hilang saat Maghrib tapi muncul lagi saat Subuh pada H2. Saya 'kagum' pada orang yang bisa-bisanya memakai sandal yang bukan milik (kaki)-nya. Padahal, kawat hitam yang diikatkan pada tali si JElek saya rasa cukup sebagai tanda yang membedakannya dari sandal sejenis. (Entah kalau ada orang lain yang memasang tanda yang sama pada sandal sejenis: melilitkan kawat serupa di tempat yang sama seperti pada si JElek.) Dan di tempat si JElek saya tinggalkan pun tidak ada sandal yang bisa 'dicurigai' sebagai penggantinya.
Seraya meniru salah satu acara TV, Akhirnya hilang juga, sekali lagi saya pulang (cuma 30 menitan, sih) tanpa alas kaki. Berita baiknya, dalam perjalan(kaki)an pulang, dengan rute berbeda dari saat berangkat, itu saya menemukan tiga calon 'sasaran' berikutnya. Lumayan, ONOM bisa safe paling tidak sampai tiga malam selanjutnya.
***
Duduk bersila. Tundukkan kepala. Tenangkan pikiran, kosongkan dari hal-hal yang mengganggu. Bentuk segel dengan menyalingsilangkan ke-10 jari tangan. Lalu, "SS no Jutsu!" dan ZZZ....
Itulah Jurus SS (sitting sleep, atau bisa juga sleeping sit, yang mana pun sama saja). Haha..., karena bahasa Jepangnya gak bisa, jadinya malah campuran asal-asalan. (Buat yang jago Nihon-Go, kira-kira yang bener apa ya?) Jurus ini biasa saya pakai ketika saya butuh 'rehat' (ZZZ...) tapi tak mau terlelap terlalu lama. Yah, kira-kira 15 menit, atau paling lama setengah jam. Kelemahannya, kadang jurus ini berbalik 'menyerang' saya tanpa dirapal (jurus makan tuan). Seperti pagi ini.
Sebenarnya cuma kira-kira 10 sampai 15 menit lagi sebelum Subuh. Selesai melakukan 'sesuatu', saya duduk bersila, menunggu Subuh masuk. Padahal tidak bermaksud merapal SS no Jutsu, tapi tiba-tiba saja saya terkena jurus itu. Hasilnya, saya baru bisa 'terlepas' darinya sekira setengah jam kemudian, melewatkan kesempatan berjamaah Subuh awal waktu.
Nah, dengan adanya SS no Jutsu ini, sekarang duduk bersila malah jadi posisi duduk yang rentan. Apalagi di waktu-waktu kurang 'rehat'.

No comments:

Post a Comment